Belajar Merawat Indonesia : Dengan
Jiwa Leadership and Entrepreneurship
Menuju Produk Dalam Negeri yang Berkualitas Tinggi (Dini Fuadillah Sofyan,
Teknik Kimia Universitas Sriwijaya 2010)
email : dini_sofyan@rocketmail.com
@deesofyan
Mahasiswa sebagai salah satu
penunjang kemajuan suatu negara dari segi ilmu pengetahuan yang siap untuk
dikembangkan menjadi ilmuwan, calon pemimpin ataupun calon entrepeneur dengan skill
dan knowledge yang unggul.
Mahasiwa juga sebagai asset yang sangat berharga untuk
menjadi ilmuwan, calon pemimpin atau calon entrepeneur yang cerdas
dengan penetrasi yang sangat luas di seluruh pelosok negeri merupakan modal
vital yang dimiliki suatu negara untuk membentuk competitive advantage negara dalam membangun visi dan misinya.
Pencarian dan pembentukan competitive
advantage negara harus dilakukan karena merupakan salah satu prasyarat bagi
keberlangsungan hidup negara. Jiwa leadership and entrepreneurship merupakan komponen untuk memajukan
bangsa dari para tangan pemuda. Jiwa ini sangat dibutuhkan dan harus
diaplikasikan dengan dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga,
perusahaan dll.
Mahasiswa atau bisa
disebut dengan negarawan muda seharusnya mampu menciptakan lebih banyak lagi
ide-ide briliant untuk kemajuan
bangsa. Kemajuan teknologi membuat para negarawan muda berekspansi mencipatakan
suatu alat atau konsep untuk menjadikan Indonesia lebih ramai lagi dengan
atmosfir kompetesi yang berintegritas.
Indonesia, yang telah memasuki era reformasi sejak
tahun 1998, memilih memajukan Iptek melalui pendekatan holistik secara adaptif
dan kolaboratif. Pendekatan strategis ini penting, untuk menjembatani ‘ilmu
pengetahuan’ dan ‘kebijakan’ yang perlu disusun secara komplementer dan
environmentalis, guna menghadapi transisi global saat ini yang sangat kompleks
dan dinamis. Kemajuan IPTEK ini
sangat jelas terlihat ketika adanya hubungan antara pemerintah, lembaga,
masyarakat dan mahasiswa. Ini terbukti dengan adanya berbagai kompetisi yang
diadakan oleh lembaga, pemerintah, perusahaan dalam menciptakan negarawan muda
di bidang entrepreneurship (seperti :
PKM, Mandiri Young Technopreneur
dll). Ini merupakan langkah konkrit untuk membantu para negarawan muda belajar
merawat Indonesia, menghargai hasil bangsa, produksi dalam negeri serta dapat
meningkatkan perekonomian Indonesia. Meskipun telah ditandatanganinya perjanjian ASEAN
Free Trade Area (AFTA)-Cina pada Januari 2010 (Majalah Gontor.2011), Indonesia
terus berinovasi meskipun persaingan pasar bebas yang tidak mungkin dapat
dihindari oleh Indonesia membawa serentetan kekhawatiran akan masa depan
perekonomian negara ini. Kekhawatiran ini tidak membuat para penggiat negara
menyurutkan langkahnya. Badan PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan (UNESCO) akhirnya memasukkan batik dalam UNESCO representive list of intangible cultural heritage of humanity atau
warisan budaya buka benda dari Indonesia (Wisatawan Melayu.2013).
Sudah banyak cara dan peluang bagi
negarawan muda untuk selalu merawat negeri kita tercinta ini. Sekarang bagaiman
caranya untuk menjaga bahkan meningkatkan kreativitas para negarawan muda untuk
menciptakan lebih banyak produk dalam negeri. Menurut saya hal yang harus dilakukan pemerintah menciptakan negarawan
muda yang akan selalu menjaga
kelestarian budaya Indonesia dengan cara :
1. Pemerintah
khususnya DIKTI menerapkan dan mewajibkan disetiap kampus mengadakan matakuliah
pengembangan diri tentang leadership, entreprenurship agar
mempunyai bekal ilmu pengetahuan juga mempunyai leadership dan entrepreneurship untuk membuka lapangan baru dan meningkatkan produk
dalam negeri yang memiliki kualitas tinggi.
2.
Pemerintah
melakukan evaluasi-evaluasi terhadap kualitas-kualitas produk dalam negeri
sehingga ke depannya bisa dilakukan langkah-langkah upaya perbaikan.
3. Perlu adanya tindakan-tindakan dari
masyarakat khususnya generasi muda dalam menumbuhkan sikap nasionalisme dengan
lebih mencintai produk dalam negeri. “Pemuda harus lebih proaktif
mengambil langkah untuk membuat perubahan di masyarakat,” (Randi
Swandaru.2012).
Langkah-langkah tersebut antara lain mengubah pola pikir
masyarakat terhadap produk-produk luar negeri yang dianggap lebih tren dan
lebih bergengsi daripada produk dalam negeri. Padahal menurut Kepala Dinas
Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Bandung, Bulgan Alamin, mencintai
produk nasional akan dapat meningkatkan jiwa dan semangat nasionalisme. “Bangsa
yang besar tidak hanya menghargai jasa para pahlawannya tapi juga bangsa
yang bisa menghargai dan mencintai produksi dalam negerinya,” kata Bulgan
seperti dikutip Bandung.go.id. Selain itu, penggunaan produk dalam negeri
secara langsung dapat membangkitkan perekonomian negara serta menghidupkan
produsen-produsen lokal dan menyejahterakan para pekerjanya. Sebaliknya
menggunakan produk luar negeri justru akan memajukan perekonomian negara lain.
No comments:
Post a Comment