Search This Blog

Friday, May 31, 2013

Belajar Merawat Indonesia : Dengan Jiwa Leadership and Entrepreneurship Menuju Produk Dalam Negeri yang Berkualitas Tinggi


Belajar Merawat Indonesia : Dengan Jiwa Leadership and Entrepreneurship Menuju Produk Dalam Negeri yang Berkualitas Tinggi (Dini Fuadillah Sofyan, Teknik Kimia Universitas Sriwijaya 2010)
email : dini_sofyan@rocketmail.com
@deesofyan
 
Mahasiswa  sebagai salah satu penunjang kemajuan suatu negara dari segi ilmu pengetahuan yang siap untuk dikembangkan menjadi ilmuwan, calon pemimpin ataupun calon entrepeneur dengan skill dan knowledge yang unggul. Mahasiwa juga sebagai asset yang sangat berharga untuk menjadi ilmuwan, calon pemimpin atau calon entrepeneur yang cerdas dengan penetrasi yang sangat luas di seluruh pelosok negeri merupakan modal vital yang dimiliki suatu negara untuk membentuk competitive advantage negara dalam membangun visi dan misinya. Pencarian dan pembentukan competitive advantage negara harus dilakukan karena merupakan salah satu prasyarat bagi keberlangsungan hidup negara. Jiwa leadership and entrepreneurship merupakan komponen untuk memajukan bangsa dari para tangan pemuda. Jiwa ini sangat dibutuhkan dan harus diaplikasikan dengan dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga, perusahaan dll.
Mahasiswa atau bisa disebut dengan negarawan muda seharusnya mampu menciptakan lebih banyak lagi ide-ide briliant untuk kemajuan bangsa. Kemajuan teknologi membuat para negarawan muda berekspansi mencipatakan suatu alat atau konsep untuk menjadikan Indonesia lebih ramai lagi dengan atmosfir kompetesi yang berintegritas.
         Indonesia, yang telah memasuki era reformasi sejak tahun 1998, memilih memajukan Iptek melalui pendekatan holistik secara adaptif dan kolaboratif. Pendekatan strategis ini penting, untuk menjembatani ‘ilmu pengetahuan’ dan ‘kebijakan’ yang perlu disusun secara komplementer dan environmentalis, guna menghadapi transisi global saat ini yang sangat kompleks dan dinamis. Kemajuan IPTEK ini sangat jelas terlihat ketika adanya hubungan antara pemerintah, lembaga, masyarakat dan mahasiswa. Ini terbukti dengan adanya berbagai kompetisi yang diadakan oleh lembaga, pemerintah, perusahaan dalam menciptakan negarawan muda di bidang entrepreneurship (seperti : PKM, Mandiri Young Technopreneur dll). Ini merupakan langkah konkrit untuk membantu para negarawan muda belajar merawat Indonesia, menghargai hasil bangsa, produksi dalam negeri serta dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Meskipun telah ditandatanganinya perjanjian ASEAN Free Trade Area (AFTA)-Cina pada Januari 2010 (Majalah Gontor.2011), Indonesia terus berinovasi meskipun persaingan pasar bebas yang tidak mungkin dapat dihindari oleh Indonesia membawa serentetan kekhawatiran akan masa depan perekonomian negara ini. Kekhawatiran ini tidak membuat para penggiat negara menyurutkan langkahnya. Badan PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan (UNESCO) akhirnya memasukkan batik dalam UNESCO representive list of intangible cultural heritage of humanity atau warisan budaya buka benda dari Indonesia (Wisatawan Melayu.2013).
            Sudah banyak cara dan peluang bagi negarawan muda untuk selalu merawat negeri kita tercinta ini. Sekarang bagaiman caranya untuk menjaga bahkan meningkatkan kreativitas para negarawan muda untuk menciptakan lebih banyak produk dalam negeri. Menurut saya hal yang harus dilakukan pemerintah menciptakan negarawan muda yang akan selalu menjaga kelestarian budaya Indonesia dengan cara :
1.      Pemerintah khususnya DIKTI menerapkan dan mewajibkan disetiap kampus mengadakan matakuliah pengembangan diri tentang leadership, entreprenurship agar mempunyai bekal ilmu pengetahuan juga mempunyai leadership dan entrepreneurship untuk membuka lapangan baru dan meningkatkan produk dalam negeri yang memiliki kualitas tinggi.
2.      Pemerintah melakukan evaluasi-evaluasi terhadap kualitas-kualitas produk dalam negeri sehingga ke depannya bisa dilakukan langkah-langkah upaya perbaikan.
3.      Perlu adanya tindakan-tindakan dari masyarakat khususnya generasi muda dalam menumbuhkan sikap nasionalisme dengan lebih mencintai produk dalam negeri. “Pemuda harus lebih proaktif mengambil langkah untuk membuat perubahan di masyarakat,” (Randi Swandaru.2012).
Langkah-langkah tersebut antara lain mengubah pola pikir masyarakat terhadap produk-produk luar negeri yang dianggap lebih tren dan lebih bergengsi daripada produk dalam negeri. Padahal menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Bandung, Bulgan Alamin, mencintai produk nasional akan dapat meningkatkan jiwa dan semangat nasionalisme. “Bangsa yang besar tidak hanya meng­hargai jasa para pahla­wan­­nya tapi juga bang­sa yang bisa meng­har­gai dan men­cintai produksi dalam negerinya,” kata Bulgan seperti dikutip Bandung.go.id. Selain itu, penggunaan produk dalam negeri secara langsung dapat membangkitkan perekonomian negara serta menghidupkan produsen-produsen lokal dan menyejahterakan para pekerjanya. Sebaliknya menggunakan produk luar negeri justru akan memajukan perekonomian negara lain.

No comments:

Post a Comment