Search This Blog

Monday, May 6, 2013

AKU, Social Project, Desa Suka Merindu dan Bumiku!.



Inderalaya, 22 April 2013
AKU, Social Project, Desa Suka Merindu dan Bumiku!.
Dini Fuadillah Sofyan
email : dini_sofyan@rocketmail.com
@deesofyan
 
            Melihat kembali file-file foto di laptopku, mengingatkan kembali pada masa perjuangan dan indah itu. Kalian tahu sobat? Sejak lomba sosial yang aku ikuti setahun lalu banyak memberikan dampak positif hingga setahun sesudahnya. Awalnya hanya coba-coba pada tahap pertama seleksi. Setelah itu kami dinyatakan lolos tahap dua, kami mulai untuk berusaha lebih dan bisa memberikan hasil terbaik. Kalian tahu sobat? Apa alasanku dan partner satu team untuk total dalam memperjuangkan kompetisi ini? Bukan karena hadiah yang diberikan, tapi karena DESA SUKA MERINDU. Desa dengan nama yang unik, keramah tamahan warga desa tersebut, perangkat desa dan yang terpenting adalah keluarga KEPALA DESA, pak IIM dan keluarganya. Subhanallah! Aku merasa sangat beruntung bisa diberikan Allah kesempatan untuk berkunjung ke desa tersebut. Alhamdulillah! 
            Sobat, desa yang begitu aku cintai ini akhirnya bisa mengantarkanku pada beberapa kota secara cuma-cuma alias gratis. Bukan itu saja, aku bisa memenangkan lomba tersebut dan keluar sebagai juara kedua. Lalu, aku bisa lolos sebagai delegasi dari Sumatera Selatan untuk menghadiri IMC (Indonesian Movement Conference) 2013, pada tanggal 17-19 Mei di Jakarta. Dan di waktu yang berdekatan, project di desa Suka Merindu yang aku kelola lebih lanjut ini bisa meloloskanku pada seleksi beasiswa aktivis nusantara III (BA 3) dari Universitas Sriwijaya. Alhamdulillah, semoga ini merupakan langkah yang begitu luar biasa untukku selalu mengabdi terhadap masyarakat desa, khususnya desa Suka Merindu, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

Aku menangis ketika aku tak bisa melanjutkan program di desa Suka Merindu.
Akhir tahun 2012, aku mengajukan  proposal PKM pengabdian masyarakat yang diselenggarakan  oleh Dikti. Setelah tiga bulan menanti dengan sabar dan doa, akhirnya team yang aku usung tidak lolos. Aku hanya tertegun dan menatap kembali sembari mengulang-ngulang pengumuman di layar HP, masih berharap ada desa Suka Merindu yang lolos pada PKM-M tersebut. Hampir satu jam, aku tidak menemukan, aku pasrah dan mulai berbesar hati. Ketika mengikuti seleksi BA 3 di Universitas Sriwijaya, saat interview, salah satu pewawancara bertanya : “Apa kegagalan yang paling berkesan dalam hidupmu?”. Sesaat itu juga aku tertegun, berpikir keras karena memang selama ini aku hampir sering merasakan kegagalan, aku bingung harus menjawab apa. Sambil menarik nafas dalam-dalam, aku mulai memberanikan diri untuk menjawab. “Kegagalan yang paling berkesan dalam hidup saya yaitu ketika saya gagal mengikuti seleksi proposal PKM-M untuk desa Suka Merindu”. Air mataku tiba-tiba mengalir deras tanpa kompromi. Aku berusaha sekuat mungkin untuk menahan, aku mengendalikan diri, aku menghapus air mata, tapi hasilnya nihil. Untuk beberapa saat aku tak mampu menahan gejolah perasaan di hatiku.  Seluruh pewawancara tertegun melihat tingkahku. “Begini pak, ketika saya tidak mampu berkontribusi secara maksimal untuk salah satu desa, disanalah beban moral yang saya rasakan. Saya merasa sangat sedih ketika sesuatu yang sangat bermanfaat bagi desa tersebut terbengkalai dan tak mampu berjalan secara baik dan optimal”.
Inilah sedikit cuplikan saat aku menceritakan desa Suka merindu. Saat di Jakarta, tepatnya di Haryono Suyono Center, aku menceritakan desa tercintaku itu. Alhamdulillah sekarang aku mendapatkan banyak relasi untuk membangun sedikit demi sedikit project yang aku canangkan.
Lalu, banyak orang berceletuk tentangku, “Kelak nanti kamu akan menjadi apa ya Din?. Kamu itu lebih cocok jadi politisi yang bisa membangun desa”. “Hobi kamu jalan-jalan terus, memangnya kamu mau jadi apa kelak?”. “Dini, ikut lomba terus, organisasi, jalan-jalan lagi, sukanya kuliner, mau jadi apa sih nanti?”. “Kamu itu cocoknya jadi pemimpin daerah din! Sistem kamu lebih yang ke underground”, dll.
Itulah celotoh beberapa kawan terdekat bahkan kawan terjauhku di pulau lain.
Aku tersenyum simpul menjawab segala perkataan mereka dan seolah-olah meramalku secara tidak langsung.
Hari ini atau yang lalu dan apa yang akan kulakukan kelak itu semua berhubungan dengan kecintaanku untuk melakukan semua kegiatan yang aku sukai. Aku sangat suka dan ini merupakan hobi ku yang menempati urutan pertama yaitu jalan-jalan. Aku suka mengunjungi tempat yang belum pernah aku datangi sebelumnya, kuliner ria, mencari sesuatu yang unik dan mengunjungi objek wisata yang bisa menenangi hatiku. Hobi ini yang telah merubah hidupku sejak aku menjadi seorang mahasiswa. Kalian tahu sobat, kecintaan terhadap hobiku yang satu ini telah banyak mengantarkanku dan mengisi mimpi-mimpiku menjadi kenyataan. Aku bisa mengelilingi pulau Jawa, Sumatera, Bali dengan biaya gratis. Selain aku suka mengikuti lomba dan kegiatan di luar kampus, membuatku bisa menyapa kota-kota yang ada di Indonesia.
Ini adalah kecintaan, ini adalah kesukaanku, ini adalah hobiku, dari hobi menjadi sebuah keuntungan yang sangat aku syukuri saat ini. Hobi jalan-jalan saat ini, mungkin saja kelak aku bisa membangun bisnis biro perjalanan (travelling). Kita tidak tahu kelak, tapi lakukan kecintaanmu terhadap sesuatu se-enjoy mungkin dan bisa memberikan manfaat bagi hidupku.
Lalu, hobiku berbicara dan suka memotivasi orang lain. Tidak sedikit yang membicarakan bahwa di masa yang akan datang aku akan menjadi seorang pemimpin daerah ataupun seorang motivator. Aku hanya mengaminkan dan berdoa apapun aku kelak aku hanya menginginkan bahwa aku bisa melakukan yang terbaik untuk sekitarku, untuk daerahku, untuk kehidupan orang lain kelak.
Aku ingin membangun desa menjadi perkotaan. Perkotaan menjadi kota megapolitan. Transformasi desa dan kota tersebut akan kubuat seapik mungkin dengan hijaunya pemandangan, pekarangan. Aku tidak ingin merusak BUMI, LINGKUNGAN! Aku ingin membuat mereka senang dan bahagia karena KITA. Kita yang menumpang di BUMI ini, kenapa kita yang hancurkan?.
Aku mempunyai MIMPI BESAR untuk PERUBAHAN BESAR kelak! Aku memiliki MISI yang LUAR BIASA untuk menyelamatkan BUMI ini. Aku tak mau melihat BUMI ini marah, bersedih dan meratapi keadaannya. Aku ingin menyelamatkan BUMI ini. Kelak, dengan sejuta mimpiku, aku akan lakukan itu untuk BUMI kita!. (Dini Fuadillah Sofyan)

Regards
Dini Fuadillah Sofyan
Untuk perubahan besar, lakukan dari hal-hal kecil untuk menjaga BUMI ini! J

No comments:

Post a Comment